Tata Surya
Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terkait oleh gaya gravitasinya. Tata surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan dibagian terluar adalah sabuk Kuiper dan piringan tersebar.
Berdasarkan jaraknya dari matahari, kedelapan planet Tata Surya adalah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km ), Bumi (150 juta km ), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km ), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km).
Lima objek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil kecuali ceres berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet tersebut adalah Ceres (415 juta km), pluto (5.906 juta km), Haumea (6.450 juta km ), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km ).
Asal Usul Tata Surya
Hipotesis Nebula
Pertama dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Pada tahap awl, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar. Suhu kabut memanas dan membesar sehingga menjadi bintang raksasa (Matahari).
Hipotesis Planetisimal
Di kemukakan oleh Thomas. C Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Tata Surya diakibatkan karena adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan Matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama proses internal matahari, menarik materi berulang kali dari matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari matahari.
Hipotesis Pasang Surut Bintang
Di kemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet terbentuk karena mendekatnnya bintang lain kepada matahari. Keadaan yang hampir tabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dan matahri dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka yang kemudia terkondensasi menjadi planet.
Hipotesis Kondensasi
Di kemukakan oleh Astronom Belanda yang bernama G. P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1905. Kondensasi menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
Hipotesis Bintang Kembar
Di kemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Tata surya berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
Matahari
Matahari adalah bintang induk tata surya dan merupakan komponen utama sistem tata surya. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi elektromagnetik, termasuk spektrum optik.
Dipercayai bahwa posisi matahari pada deret utamasecara umum merupakan “puncak hidup” dari sebuah bintang karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangnya adalah sekitar 70% dari kecemerlangan sekarang.
Matahari memiliki enam lapisan yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Keenam lapisan tersebut meliputi inti matahari, zona radioaktif, dan zona konvektif yang membentuk lapisan dalam (interior); fotosfer; kromosfer; dan korona sebagai daerah terluar dari matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar