Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*] [url=http://www.glitterfy.com/][img]http://img41.glitterfy.com/13308/glitterfy3202831T539B81.gif[/img][/url]

Senin, 21 April 2014

Analisis Rasio Keuangan

Nama : Chesarina. F
Kelas : 3DA03
LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO  DAN SOLVABILITAS PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA. Tbk MEDAN
            Analisis laporan keuangan merupakan perbandingan antara laporan keuangan yang satu dengan lainnya yang sejenis dalam periode yang sama dan dapat juga diartikam sebagai pebandingan antara pos-pos neraca dalam periode tertentu.
Laporan keuangan yang disusun oleh suatu perusahaan pada periode tertentu seperti; neraca, daftar laba/rugi, laporan laba ditahan, dan laporan keuangan lainnya sangat berguna dalam pemberian informasi perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan tersebut adalah pemilik perusahaan, manajemen, kreditur atau calon kreditor, pemerintah dan masyarakat. Salah satu cara yang digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah analisis rasio yang dimungkinkan untuk menentukkan tingkat likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas.
Dengan mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca akan diketahui akan diperoleh gambaran tentang posisi keuangan, sesangkan analisis terhadap daftar laba atau rugi akan memberikan gambaran tentang hasil perkembangan umum perusagaan. Dengan menganalisa posisi keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek, jangka panjang, structural modal perusahaan, distribusi dan keaktifannya, keaktifan penggunaan aktiva usaha atau pendapatan yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus dibayar.
Rasio adalah menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa ratio ini dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya suatu perusahaan tertutama apabila angka ratio tersebut dibandingkan angka ratio perbandingan yang digunakan sebagai standart.
 Berikut adalah neraca PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA. Tbk MEDAN periode 31 Desember 2003 dan 2004 :
KETERANGAN
2003
2004
Aktiva


Aktiva Lancar


Kas
117.122.941
97.747.6598
Bank
29.151.000
41.645.360
Piutang Usaha
569.409.264
613.359.413
Persediaan
94.732.671
90.948.346
Biaya Dibayar Dimuka
14.000.000
19.250.000
Total Aktiva Lancar
824.415.876
862.950.777
Aktiva Tetap


Tanah dan Bangunan
849.778.275
954.273.345
Kendaraan
663.470.068
713.470.068
Investaris Kantor
105.607.325
220.354.089
Akumulasi Penyusutan
(50.818.416)
(90.976.083)
Total Aktiva Tetap
1.568.037.252
1.797.121.419
Aktiva Lain-lain
6.000.000
6.000.000
Total Aktiva
2.398.453.128
2.666.072.196
Passiva


Hutang Lancar


Hutang Dagang
87.836.900
69.606.026
Hutang Dalam Negeri
496.855.211
487.092.127
Total Hutang Lancar
584.692.111
556.698.153
Hutang Jangka Panjang


Hutang Bank
42.821.000
19.501.000
Total Hutang Jangka Panjang
42.821.000
19.501.000
Modal


Saham Biasa
25.000.000
30.000.000
Saham Preferen
25.000.000
20.000.000
L/R Tahun Berjalan
510.292.842
318.933.026
Sisa L/R Tahun Berjalan
1.210.647.175
1.720.940.017
Total Modal
1.770.940.017
2.089.873.017
Total Passiva
2.398.453.128
2.666.072.196

1.      Rasio Likuiditas
Adalah kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang telah jatuh tempo.
1.      Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang lancer x 100%
Adalah rasio yang mengukur seberapa jauh aktiva lancer perusahaan dapat dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya dengan cara membandingkan total aktiva lancer dengan total hutang lancer.
Tahun 2003 = 824.415.876 / 584.692.111 x 100% = 141%
Tahun 2004 = 862.950.777 / 556.698.153 x 100% = 155%
2.      Cash Ratio =  kas + bank / hutang lancer x 100%
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan.
Tahun 2003 = 117.122.941 + 29.151.000 / 584.692.111 x 100% = 25%
Tahun 2004 = 97.747.658 + 41.645.360 / 556.694.153 x 100% = 25%
3.      Quick Ratio = kas + bank + piutang / hutang lancer x 100%
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancer yang lebih likuid.
2.      Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menunjukkan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban-kewajiban keuangan perusahaan tersebut apabila di likuidasi. Untuk mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan, ada beberapa rasio yang dapat dipergunakan diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       Total Debt to Total Assets Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara jumlah seluruh hutang perusahaan terhadap kekayaan atau aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut rasio ini tingkat solvabilitas perusahaan yang baik adalah lebih besar sari 100%. Hal ini bertujuan agar tingkat solvabilitas perusahaan tetap dalam keadaan solvable. Apabila rasio ini nilai sama dengan 100%, maka dengan adanya penurunan yang kecil dari jumlah aktivanya akan menyebabkan perusahaan sudah dalam keadaan insovable.
Rumus : Total Debt to Total Assets = Jumlah Hutang / Jumlah Aktiva x 100%
Tahun 2003 = 627.513.111 / 2.398.453.128 x 100% = 26%
Tahun 2004 = 576.199.153 / 2.666.072.196 x 100% = 21%
b.      Total Debt to Equity Ratio
Rasio ini bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.
Rumus : Jumlah Hutang / Jumlah Modal Sendiri x 100%
Tahun 2003 = 627.513.111 / 1.770.940.017 x 100% = 35%
Tahun 2004 = 576.199.153 / 2.089.873.043 x 100% = 27%
c.       Long Term Debt to Equity Ratio
Rasio ini merupakan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.
Rumus : Hutang jangka panjang / jumlah modal x 100%
Tahun 2003 = 42.821.000 / 1.770.940.017 x 100% = 2,4%
Tahun 2004 = 19.501.000 / 2.089.873.043 x 100% = 0,9%

 ANALISA
RASIO
2003
2004
LIKUIDITAS


         Current Ratio
141%
155%
        Cash Ratio
25%
25%
        Quick Ratio
122%
135%
SOLVABILITAS


        Total Debt to Total Assets Ratio
26%
21%
        Total Debt to Equity Ratio
35%
27%
        Long Term Debt to Equity Ratio
2,4%
0,9%

1.      Rasio Likuiditas
a.       Current Ratio
Current ratio pada tahun 2003 sebesar 141% artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancer dijamin pengembaliannya dengan aktiva lancer sebesar Rp 1,41. Current ratio tahun 2004 sebesar 155% artinya setiap Rp 1,00 hutang lancer dijamin dengan aktiva lancer sebesar Rp 1,51 dari hal ini terlihat peningkatan sebesar 14%. Peningkatan ini disebabkan adanya pengingkatan aktiva lancer yang diikuti dengan berkurangnya hutang lancer.
b.      Cash Ratio
Cash ratio pada tahun 2003 sebesar 25% artinya setiap Rp 1,00 hutang lancer dijamin dengan kas dan bank sebesar Rp 0,25. Pada tahun 2004 cash ratio sebesar 25% artinya setiap Rp 1,00 hutang lancer di jamin kas dan bank sebesar Rp 0,25. Dariu kedua tahun tersebut cash ratio tidak mengalami kenaikan atau penurunan dengan kata lain cash rationya tetap sehingga keadaan perusahaan dalam keadaan stabil.

 c.       Quick Ratio
Pada tahun 2003 sebesar 124% yang artinya setiap Rp 1,00 hutang lancer dijamin dengan aktiva lancer yang likuid sebesar Rp 1,24. Sedangkan pada tahun 2004 adalah sebesar 138% yang artinya setiap Rp 1,00 hutang lancer dijamin dengan aktiva lancer yang likuid sebesar Rp 1,38. Bila dibandingkan pada tahun 2003 dan 2004 mengalami kenaikkan sebesar 14% ini disebabkan aktiva lancer pada tahun 2004 meningkat daan diikuti dengan penurunan hutang lancer. Dengan demikian rasio ini dapat diketahui bahwa jumlah kas dan piutang yang dimiliki mampu memenuhi hutang lancarnya.
2.      Rasio Solvabilitas
a.       Total Debt to Total Assets Ratio
Pada tahun 2003 sebesar 26% yang artinya setiap hutang Rp 1,00 dijamin dengan jumlah aktiva sebesar Rp 0,26. Sedangkan pada tahun 2004 sebesar 21% yang artinya setiap Rp 1,00 hutang dijamin dengan jumlahb aktiva sebesar 0,21. Rasio ini mengalami penurunan sebesar 5% ini disebabkan karena pada tahun 2003 hutang lebih besar dibandingkan tahun 2004 yang menunjukkan keadaan solvabilitas yang baik. Semakin kecil rasio ini berarti aktiva yang dibiayai oleh hutang semakin berkurang dan sebaliknya.
b.      Total Debt to Equity Ratio
Pada tahun 2003 sebesar 35% yang artinya setiap Rp 1,00 hutang lancer dan hutang jangka panjang dijamin dengan Rp 0,35 modal sendiri. Sedangkan pada tahun 2004 sebesar 27% yang artinya setiap Rp 1,00 total hutang lancer dan hutang jangka panjang dijamin Rp 0,27 modal sendiri. Rasio ini mengalami penurunan dari tahun 2003 dan 2004 sebesar 8%. Penurunan ini diakibatkan karena bertambahnya modal dan penurunan total hutang pada tahun 2004. Semakin rendah rasio ini maka semakin baik. Ditinjau dari rasio solvabilitas, rasio yang rendah dianggap naik karena bila terjadi likuidasi maka perusahaan tidak akan mengalami kesukaran untuk melunasi hutangnya.
c.       Long Term Debt to Equity Ratio
Pada tahun 2003 sebesar 2,4% artinya setiap Rp 1,00 hutang jangka panjang dijamin dengan modal sendiri sebesar Rp 0,024. Pada tahun 2004 sebesar Rp 0,9% artinya setiap Rp 1,00 hutang jangka panjang dijamin dengan modal sendiri sebesar Rp 0,009. Rasio ini menggambarkan terjadinya penurunan sebesar 1,5% yang disebabkan dengan kenaikan modal sendiri sedangkan hutang jangka panjangnya mengalami penurunan, karena dengan semakin rendah rasio ini maka perusahaan tidak akan mengalami kesukaran dalam melunasi hutangnya.

Referensi :
 repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/10888/1/032101042.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar