Nama : Chesarina. F
Kelas : 3DA03
LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN
RASIO DAN SOLVABILITAS PT. RAMAYANA
LESTARI SENTOSA. Tbk MEDAN
Analisis laporan keuangan merupakan perbandingan antara
laporan keuangan yang satu dengan lainnya yang sejenis dalam periode yang sama
dan dapat juga diartikam sebagai pebandingan antara pos-pos neraca dalam
periode tertentu.
Laporan
keuangan yang disusun oleh suatu perusahaan pada periode tertentu seperti;
neraca, daftar laba/rugi, laporan laba ditahan, dan laporan keuangan lainnya
sangat berguna dalam pemberian informasi perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan
tersebut adalah pemilik perusahaan, manajemen, kreditur atau calon kreditor,
pemerintah dan masyarakat. Salah satu cara yang digunakan dalam analisis
laporan keuangan adalah analisis rasio yang dimungkinkan untuk menentukkan
tingkat likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas.
Dengan
mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca akan diketahui akan diperoleh
gambaran tentang posisi keuangan, sesangkan analisis terhadap daftar laba atau
rugi akan memberikan gambaran tentang hasil perkembangan umum perusagaan.
Dengan menganalisa posisi keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek, jangka panjang, structural
modal perusahaan, distribusi dan keaktifannya, keaktifan penggunaan aktiva
usaha atau pendapatan yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus dibayar.
Rasio
adalah menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship)
antara suatu jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa ratio
ini dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik
atau buruknya suatu perusahaan tertutama apabila angka ratio tersebut
dibandingkan angka ratio perbandingan yang digunakan sebagai standart.
Berikut
adalah neraca PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA. Tbk MEDAN periode 31 Desember 2003
dan 2004 :
KETERANGAN
|
2003
|
2004
|
Aktiva
|
||
Aktiva Lancar
|
||
Kas
|
117.122.941
|
97.747.6598
|
Bank
|
29.151.000
|
41.645.360
|
Piutang
Usaha
|
569.409.264
|
613.359.413
|
Persediaan
|
94.732.671
|
90.948.346
|
Biaya
Dibayar Dimuka
|
14.000.000
|
19.250.000
|
Total Aktiva Lancar
|
824.415.876
|
862.950.777
|
Aktiva Tetap
|
||
Tanah
dan Bangunan
|
849.778.275
|
954.273.345
|
Kendaraan
|
663.470.068
|
713.470.068
|
Investaris
Kantor
|
105.607.325
|
220.354.089
|
Akumulasi
Penyusutan
|
(50.818.416)
|
(90.976.083)
|
Total
Aktiva Tetap
|
1.568.037.252
|
1.797.121.419
|
Aktiva
Lain-lain
|
6.000.000
|
6.000.000
|
Total Aktiva
|
2.398.453.128
|
2.666.072.196
|
Passiva
|
||
Hutang Lancar
|
||
Hutang
Dagang
|
87.836.900
|
69.606.026
|
Hutang
Dalam Negeri
|
496.855.211
|
487.092.127
|
Total Hutang Lancar
|
584.692.111
|
556.698.153
|
Hutang Jangka Panjang
|
||
Hutang
Bank
|
42.821.000
|
19.501.000
|
Total Hutang Jangka
Panjang
|
42.821.000
|
19.501.000
|
Modal
|
||
Saham
Biasa
|
25.000.000
|
30.000.000
|
Saham
Preferen
|
25.000.000
|
20.000.000
|
L/R
Tahun Berjalan
|
510.292.842
|
318.933.026
|
Sisa
L/R Tahun Berjalan
|
1.210.647.175
|
1.720.940.017
|
Total Modal
|
1.770.940.017
|
2.089.873.017
|
Total Passiva
|
2.398.453.128
|
2.666.072.196
|
1. Rasio Likuiditas
Adalah kemampuan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang telah jatuh tempo.
1. Current
Ratio = Aktiva Lancar / Hutang lancer x 100%
Adalah rasio yang mengukur seberapa jauh
aktiva lancer perusahaan dapat dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya
dengan cara membandingkan total aktiva lancer dengan total hutang lancer.
Tahun 2003 = 824.415.876 / 584.692.111 x
100% = 141%
Tahun 2004 = 862.950.777 / 556.698.153 x
100% = 155%
2. Cash
Ratio = kas + bank / hutang lancer x
100%
Rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang
tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan.
Tahun 2003 = 117.122.941 + 29.151.000 /
584.692.111 x 100% = 25%
Tahun 2004 = 97.747.658 + 41.645.360 /
556.694.153 x 100% = 25%
3. Quick
Ratio = kas + bank + piutang / hutang lancer x 100%
Rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancer
yang lebih likuid.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menunjukkan suatu
perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban-kewajiban keuangan perusahaan
tersebut apabila di likuidasi. Untuk mengukur tingkat solvabilitas suatu
perusahaan, ada beberapa rasio yang dapat dipergunakan diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Total
Debt to Total Assets Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara
jumlah seluruh hutang perusahaan terhadap kekayaan atau aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan. Menurut rasio ini tingkat solvabilitas perusahaan yang baik
adalah lebih besar sari 100%. Hal ini bertujuan agar tingkat solvabilitas
perusahaan tetap dalam keadaan solvable. Apabila rasio ini nilai sama dengan
100%, maka dengan adanya penurunan yang kecil dari jumlah aktivanya akan
menyebabkan perusahaan sudah dalam keadaan insovable.
Rumus : Total Debt to Total Assets =
Jumlah Hutang / Jumlah Aktiva x 100%
Tahun 2003 = 627.513.111 / 2.398.453.128
x 100% = 26%
Tahun 2004 = 576.199.153 / 2.666.072.196
x 100% = 21%
b. Total
Debt to Equity Ratio
Rasio ini bagian dari setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.
Rumus : Jumlah Hutang / Jumlah Modal
Sendiri x 100%
Tahun 2003 = 627.513.111 / 1.770.940.017
x 100% = 35%
Tahun 2004 = 576.199.153 / 2.089.873.043
x 100% = 27%
c. Long
Term Debt to Equity Ratio
Rasio ini merupakan bagian dari setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.
Rumus : Hutang jangka panjang / jumlah
modal x 100%
Tahun 2003 = 42.821.000 / 1.770.940.017
x 100% = 2,4%
Tahun 2004 = 19.501.000 / 2.089.873.043
x 100% = 0,9%
ANALISA
RASIO
|
2003
|
2004
|
LIKUIDITAS
|
||
Current
Ratio
|
141%
|
155%
|
Cash
Ratio
|
25%
|
25%
|
Quick
Ratio
|
122%
|
135%
|
SOLVABILITAS
|
||
Total
Debt to Total Assets Ratio
|
26%
|
21%
|
Total
Debt to Equity Ratio
|
35%
|
27%
|
Long
Term Debt to Equity Ratio
|
2,4%
|
0,9%
|
1.
Rasio
Likuiditas
a. Current
Ratio
Current ratio pada tahun 2003 sebesar
141% artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancer dijamin pengembaliannya dengan
aktiva lancer sebesar Rp 1,41. Current ratio tahun 2004 sebesar 155% artinya
setiap Rp 1,00 hutang lancer dijamin dengan aktiva lancer sebesar Rp 1,51 dari
hal ini terlihat peningkatan sebesar 14%. Peningkatan ini disebabkan adanya
pengingkatan aktiva lancer yang diikuti dengan berkurangnya hutang lancer.
b. Cash
Ratio
Cash ratio pada tahun 2003 sebesar 25%
artinya setiap Rp 1,00 hutang lancer dijamin dengan kas dan bank sebesar Rp
0,25. Pada tahun 2004 cash ratio sebesar 25% artinya setiap Rp 1,00 hutang lancer
di jamin kas dan bank sebesar Rp 0,25. Dariu kedua tahun tersebut cash ratio
tidak mengalami kenaikan atau penurunan dengan kata lain cash rationya tetap
sehingga keadaan perusahaan dalam keadaan stabil.
c. Quick
Ratio
Pada tahun 2003 sebesar 124% yang
artinya setiap Rp 1,00 hutang lancer dijamin dengan aktiva lancer yang likuid
sebesar Rp 1,24. Sedangkan pada tahun 2004 adalah sebesar 138% yang artinya
setiap Rp 1,00 hutang lancer dijamin dengan aktiva lancer yang likuid sebesar
Rp 1,38. Bila dibandingkan pada tahun 2003 dan 2004 mengalami kenaikkan sebesar
14% ini disebabkan aktiva lancer pada tahun 2004 meningkat daan diikuti dengan
penurunan hutang lancer. Dengan demikian rasio ini dapat diketahui bahwa jumlah
kas dan piutang yang dimiliki mampu memenuhi hutang lancarnya.
2.
Rasio
Solvabilitas
a. Total
Debt to Total Assets Ratio
Pada tahun 2003 sebesar 26% yang artinya
setiap hutang Rp 1,00 dijamin dengan jumlah aktiva sebesar Rp 0,26. Sedangkan pada
tahun 2004 sebesar 21% yang artinya setiap Rp 1,00 hutang dijamin dengan
jumlahb aktiva sebesar 0,21. Rasio ini mengalami penurunan sebesar 5% ini
disebabkan karena pada tahun 2003 hutang lebih besar dibandingkan tahun 2004 yang
menunjukkan keadaan solvabilitas yang baik. Semakin kecil rasio ini berarti
aktiva yang dibiayai oleh hutang semakin berkurang dan sebaliknya.
b. Total
Debt to Equity Ratio
Pada tahun 2003 sebesar 35% yang artinya
setiap Rp 1,00 hutang lancer dan hutang jangka panjang dijamin dengan Rp 0,35
modal sendiri. Sedangkan pada tahun 2004 sebesar 27% yang artinya setiap Rp
1,00 total hutang lancer dan hutang jangka panjang dijamin Rp 0,27 modal
sendiri. Rasio ini mengalami penurunan dari tahun 2003 dan 2004 sebesar 8%. Penurunan
ini diakibatkan karena bertambahnya modal dan penurunan total hutang pada tahun
2004. Semakin rendah rasio ini maka semakin baik. Ditinjau dari rasio
solvabilitas, rasio yang rendah dianggap naik karena bila terjadi likuidasi
maka perusahaan tidak akan mengalami kesukaran untuk melunasi hutangnya.
c. Long
Term Debt to Equity Ratio
Pada tahun 2003 sebesar 2,4% artinya
setiap Rp 1,00 hutang jangka panjang dijamin dengan modal sendiri sebesar Rp
0,024. Pada tahun 2004 sebesar Rp 0,9% artinya setiap Rp 1,00 hutang jangka
panjang dijamin dengan modal sendiri sebesar Rp 0,009. Rasio ini menggambarkan
terjadinya penurunan sebesar 1,5% yang disebabkan dengan kenaikan modal sendiri
sedangkan hutang jangka panjangnya mengalami penurunan, karena dengan semakin
rendah rasio ini maka perusahaan tidak akan mengalami kesukaran dalam melunasi
hutangnya.
Referensi :
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/10888/1/032101042.pdf
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/10888/1/032101042.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar